Akun atau Perkiraan
Akun / Perkiraan
Dalam kegiatan dunia usaha setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam jenis maupun dalam jumlahnya. Kita tahu bahwa makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka semakin banyak dan beragam pula transaksi yang terjadi. Dalam hal ini agar memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-masing. Misalnya setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas.
Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat merubah komposisi harta, kewajiban dan modal perusahaan.
Secara umum Akun dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu:
- Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, di mana saldo akunnya terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.
- Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba rugi. Akun nominal terdriri dua kelompok yaitu pendapatan dan beban.
Sekarang mari pelajari penggolongan akun secara lebih rinci berikut ini.
A.Akun Harta (Assets)
Harta (Aktiva) adalah sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat di masa yang akan datang. Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya. Harta dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas) yaitu harta lancar, investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak berwujud dan harta-harta lainnya.
1.Harta lancar
Adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah dijadikan uang atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Yang termasuk harta lancar adalah:
- Kas Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang terdapat dalam bank.
- Surat-surat berharga (efek).Surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk diperjual-belikan. Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.
- Wesel tagih, adalah piutang yang diperkuat dengan promes.
- Piutang , adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
- Persedian barang dagang, adalah persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).
- Perlengkapan, adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis dipakai dalam setahun. Misalnyaperlengkapan kantor, perlengkapan toko. (biasanya juga disebut bahan habis pakai).
- Beban dibayar di muka, biaya yang telah dibayar tetapi manfaat dari pembayaran belum diperoleh atau digunakan. Seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka dan iklan dibayar di muka.
2. Penyertaan (Investasi), adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Investasi bertujuan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang, atau dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lainnya. Investasi umumnya dalam bentuk saham dan obligasi.
3. Harta Tetap, adalah harta
berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan dan
sebagainya.
4. Harta tak berwujud, adalah harta
yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh harta tak berwujud antara
lain:
Hak paten, yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh
pemerintah kepada perusahaan.
Hak Cipta, yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh
pemerintah kepada perusahaan. Misalnya hak cipta lagu.
Goodwill, adalah nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Dengan goodwill maka barang yang diproduksi dipercaya dan dibeli oleh masyarakat.
Akun Kewajiban
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha. Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangkan panjang.
1.Utang Lancar
Utang
lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun.
Utang lancar antara lain:
- Wesel bayar, adalah utang yang disertai promes.
- Utang usaha atau utang dagang, adalah kewajiban yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara kredit.
- Biaya yang masih harus dibayar, adalah beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Misalnya utang sewa, utang gaji dan utang bunga.
- Pendapatan diterima di muka, adalah kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang sedangkan penyerahan jasa atau barang belum dilakukan.
2.Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari
satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan
baru atau mesin-mesain baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara lain:
- Utang Bank, adalah pinjaman modal kerja dari Bank untuk perluasan usaha.
- Utang Hipotik, adalah pinjaman dari Bank dengan jaminan aktiva tetap.
- Utang Obligasi, adalah utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.
3.Utang Lain-lain
Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar maupun utang jangka panjang. Misalnya utang kepada direksi dan utang kepada pemegang saham.
Akun Modal
Modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban dan merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut dengan modal saham.
Akun Pendapatan
Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.
Pendapatan dibedakan atas:
Akun Beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas:
- Beban Usaha, adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha.
- Beban Lain-lain, adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha. Misalnya beban bunga. Beban (biaya) yang dibayar oleh perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari Bank.
Aturan atau cara Pencatatan Dalam Bukti Transaksi Menggunakan Mekanisme Debet Dan Kredit
Berikut beberapa aturan untuk
pencatatan transaksi.
- Pedoman mencatat untuk perubahan pada asset adalah:
- Asset bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”.
- Asset berkurang (-) dicatat sebelah “Kredit”
- Pedoman mencatat untuk perubahan liability dan owner equity adalah:
- Liability dan ownere quity bertambah (+) dicatat sebelah “Kredit”.
- Liability dan owner equity berkurang (-) dicatat sebelah “Debet”
- Pedoman pencatatannya untuk akun pendapatan adalah :
- Pendapatan bertambah (+) dicatat sebelah “Kredit”.
- Pendapatan berkurang (-) dicatatat sebelah”Debet”.
- Pedoman pencatatan terhadap akun modal adalah:
- Beban bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”.
- Beban berkurang (-) dicatat sebelah “Kredit”
- Pedoman pencatatan terhadap pengambilan prive adalah:
- Pengambilan prive bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”
- Pengambilan prive bertambah (-) dicatat sebelah “Kredit”
Ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Akun |
Bertambah |
Berkurang |
Saldo Normal |
Harta |
Debit |
Kredit |
Debet |
Utang |
Kredit |
Debit |
Kredit |
Ekuitas |
Kredit |
Debit |
Kredit |
Pendapatan |
Kredit |
Debit |
Kredit |
Beban |
Debit |
Kredit |
Debit |
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa setiap transaksi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap aktiva, kewajiban, dan modal. Pengaruh transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut.
- Penambahan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Penambahan Perkiraan Modal Pemilik Misalnya, terjadi transaksi berikut.
- Tuan Kuntoro menyetorkan uang sebesar Rp40.000.000,00 sebagai modal awal usaha bengkel motor. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa kas bertambah dan modal pemilik juga bertambah sebesar Rp40.000.000,00.
- Diperoleh pendapatan jasa mereparasi motor sebesar Rp5.000.000,00. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa kas bertambah dan modal pemilik juga bertambah sebesar Rp5.000.000,00.
- Penambahan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Penambahan Perkiraan Kewajiban Misalnya, dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp3.000.000,00 secara kredit. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa perlengkapan kantor bertambah dan kewajiban berupa utang usaha juga bertambah sebesar Rp3.000.000,00.
- Pengurangan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Pengurangan Perkiraan Modal Pemilik
Misalnya, terjadi transaksi berikut.
- Dibayar beban gaji karyawan sebesar Rp1.000.000,00. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa kas berkurang dan modal pemilik juga berkurang sebesar Rp1.000.000,00.
- Dibayar beban sewa gedung sebesar Rp3.000.000,00. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa kas berkurang dan modal pemilik juga berkurang sebesar Rp3.000.000,00.
- Tuan Kuntoro mengambil uang kas untuk keperluan pribadinya sebesar Rp500.000,00. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa uang kas dan modal pemilik berkurang sebesar Rp500.000,00.
- Pengurangan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Pengurangan Perkiraan Kewajiban Misalnya, dibayar utang kepada kreditor sebesar Rp2.500.000,00. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa kas dan kewajiban berupa utang usaha berkurang sebesar Rp2.500.000,00.
- Penambahan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Pengurangan Perkiraan Aktiva Lainnya Misalnya, dibeli peralatan bengkel seharga Rp50.000.000,00 secara tunai. Pengaruh transaksi tersebut, yaitu aktiva berupa peralatan bertambah dan aktiva berupa kas berkurang sebesar Rp50.000.000,00. Selain transaksi-transaksi tersebut, terdapat juga beberapa transaksi lain yang dapat mempengaruhi aktiva, kewajiban, dan modal seperti berikut.
- Penambahan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Pengurangan Perkiraan Aktiva Lainnya dan Penambahan Perkiraan Kewajiban
- Penambahan Perkiraan Aktiva Diimbangi dengan Penambahan Perkiraan Kewajiban dan Modal Pemilik
- Penambahan Perkiraan Modal Diimbangi dengan Pengurangan Perkiraan Kewajiban
3. Cara Mendebet dan Mengkredit Perkiraan Aktiva, Kewajian, Modal, Pendapatan, dan Beban
Setiap transaksi pada suatu perusahaan paling sedikit akan mempengaruhi dua perkiraan. Artinya, akibat transaksi tersebut akan dicatat paling sedikit dalam dua perkiraan dengan jumlah yang seimbang.
Adapun peraturan dalam mendebet dan mengkredit perkiraan aktiva, kewajiban, dan modal, yaitu sebagai berikut.
- Perkiraan Aktiva
- Perkiraan Kewajiban
- Perkiraan Modal
Transaksi yang menyebabkan modal
pemilik bertambah, di antaranya:
- pemilik menambah investasinya untuk modal perusahaan;
- diperoleh pendapatan dari operasi perusahaan.
Adapun transaksi yang menyebabkan
modal pemilik berkurang, di antaranya:
- pemilik melakukan pengambilan pribadi, baik berupa uang atau aktiva lain untuk keperluan pribadinya;
- adanya beban yang dikeluarkan untuk membiayai operasi perusahaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penambahan atau pengurangan pada sisi debet dan pada sisi kredit bergantung pada sifat perkiraan yang bersangkutan.
Berkaitan dengan perkiraan modal, terdapat perkiraan pembantu modal. Perkiraan ini digunakan untuk mencatat perubahan yang terjadi pada modal akibat adanya pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi (prive). Perkiraan pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dibuat untuk sementara selama periode pembukuan, sebelum dibukukan pada perkiraan modal. Perkiraan-perkiraan pembantu modal memiliki sifat-sifat seperti berikut.
- Pendapatan, merupakan unsur penambah modal. Perkiraan ini di kredit untuk setiap pendapatan yang diterima perusahaan. Nama perkiraannya disesuaikan dengan jenis pendapatannya. Misalnya pendapatan jasa reparasi, pendapatan sewa, dan pendapatan bunga.
- Beban, merupakan unsur pengurang modal. Perkiraan ini di debet untuk setiap beban yang dikeluarkan perusahaan. Nama per kiraannya disesuaikan dengan jenis bebannya. Misalnya beban sewa, beban bunga, beban gaji, dan beban listrik.
- Pengambilan pribadi (prive), merupakan unsur pengurang modal. Perkiraan ini di debet untuk setiap pengambilan pribadi. Nama perkiraannya disesuaikan dengan nama pemiliknya, misalnya pengambilan pribadi Nona Amara.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan peraturan
pendebetan, pengkreditan, dan saldo normal perkiraan aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan, dan beban seperti pada Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Aturan Pendebetan, Pengkreditan, dan Saldo Normal Perkiraan
Jenis Perkiraan |
Penambahan |
Pengurangan |
Saldo Normal |
Aktiva |
Debet |
Kredit |
Debet |
Kewajiban |
Kredit |
Debet |
Kredit |
Modal |
Kredit |
Debet |
Kredit |
Pendapatan |
Kredit |
Debet |
Kredit |
Beban |
Debet |
Kredit |
Debet |
4. Mencatat Transaksi atau Dokumen ke Dalam Jurnal Umum
a. Pengertian Jurnal
Sebelum pengaruh dari suatu transaksi dimasukkan ke dalam suatu perkiraan, terlebih dahulu dimasukkan ke dalam suatu catatan yang disebut jurnal. Kegiatan pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil risiko kesalahan dalam pencatatan. Adapun langkah-langkah penjurnalan, yaitu sebagai berikut.
- Catat nama perkiraan dan jumlah yang harus dicatat di debet.
- Di sebelah kanan bawah perkiraan tersebut, catat nama perkiraan dan jumlah yang harus di kredit.
Semua transaksi yang terjadi harus dicatat ke dalam jurnal pada hari itu juga dan pada waktu tertentu dipindahkan ke dalam perkiraan yang bersangkutan di buku besar. Dengan demikian, jurnal memberikan gambaran secara kronologis (berdasarkan urutan waktu) dari seluruh transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, jurnal dapat diartikan sebagai catatan semua bukti transaksi secara kronologis dengan menyebutkan judul perkiraan yang harus di debet dan di kredit disertai jumlahnya masing-masing serta keterangan singkat dari transaksi tersebut. Oleh karena itu, jurnal merupakan catatan pertama dari transaksi yang terjadi sehingga jurnal disebut juga buku pencatatan asli atau book of original entry. Dengan demikian, urutan-urutan pencatatan transaksi dapat digambarkan seperti berikut.
b. Bentuk Jurnal
Bentuk dan macam jurnal yang digunakan oleh suatu perusahaan bergantung pada besar kecilnya perusahaan dan sifat operasi perusahaan yang bersangkutan. Dari bentuk-bentuk jurnal yang ada, bentuk jurnal dua lajur merupakan bentuk jurnal yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk mencatat semua transaksi secara kronologis. Oleh karena itu, bentuk jurnal ini biasa disebut jurnal umum (general journal). Bentuk jurnal umum, yaitu seperti berikut.
Jurnal Umum
Keterangan:
- Lajur tanggal, diisi dengan:
- tahun terjadinya transaksi yang ditulis di bagian atas pada setiap halaman;
- bulan terjadinya transaksi yang ditulis pada setiap halaman;
- tanggal ditulis pada baris pertama yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi. Jika pada tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi, tanggal cukup ditulis satu kali.
- Lajur keterangan, diisi dengan:
- perkiraan yang harus di debet;
- perkiraan yang harus di kredit ditulis agak ke sebelah kanan (menjorok) di bawah perkiraan yang di debet;
- penjelasan singkat tentang transaksi yang ditulis di bawah setiap ayat jurnal. Adapun transaksi yang sifatnya sudah jelas, penjelasannya dapat dihilangkan.
- Lajur ref. (referensi), diisi dengan nomor perkiraan yang bersangkutan. Lajur ref. (referensi) digunakan pada saat jurnal dibukukan (di-posting) ke perkiraan yang bersangkutan di buku besar.
- Lajur debet dan kredit diisi dengan jumlah uang sesuai dengan hasil analisis transaksi.
- Penulisan satu ayat jurnal dengan ayat jurnal berikutnya sebaiknya diberi jarak satu baris agar setiap ayat jurnal terpisah dengan jelas.
Sebelum melakukan penjurnalan, setiap transaksi harus dianalisis terlebih dahulu. Langkah-langkah menganalisis suatu transaksi, yaitu sebagai berikut.
- Menentukan pengaruh suatu transaksi terhadap aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, atau beban.
- Menentukan pengaruh transaksi, apakah menambah atau mengurangi aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, atau beban.
- Menentukan letak pencatatan di sebelah debet atau kredit, pengaruh transaksi tersebut harus dicatat pada kelompok perkiraan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, atau beban.
Transaksi 1
Pada 1 Desember 2007, Nona Amalia mendirikan usaha salon kecantikan yang diberi nama Salon Cantik. Nona Amalia menyetorkan uang sebesar Rp80.000.000,00 untuk modal perusahaan.
Analisis:
Transaksi penyetoran modal tersebut akan menambah aktiva berupa kas sehingga perkiraan kas harus dicatat di debet sebesar Rp80.000.000,00. Selain itu, modal pemilik (modal Nona Amalia) juga akan bertambah sehingga modal pemilik harus dicatat di kredit sebesar Rp80.000.000,00.
Transaksi 2
Pada 1 Desember 2007, Nona Amalia menyewa sebuah gedung untuk usaha salon kecantikannya sebesar Rp6.000.000.00 untuk satu tahun.
Analisis:
Transaksi sewa gedung tersebut menyebabkan beban sewa bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp6.000.000,00 dan kas berkurang sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp6.000.000,00.
Transaksi 3
Pada 3 Desember 2007, Nona Amalia membeli peralatan salon seharga Rp45.000.000,00.
Analisis:
Transaksi pembelian peralatan salon tersebut menyebabkan jumlah aktiva berupa peralatan salon bertambah sehingga perkiraan peralatan salon harus dicatat di debet sebesar Rp45.000.000,00 dan perkiraan kas berkurang sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp45.000.000,00.
Transaksi 4
Pada 4 Desember 2007, Nona Amalia membeli perlengkapan salon kecantikan secara kredit sebesar Rp6.000.000,00.
Analisis:
Transaksi pembelian perlengkapan tersebut menyebabkan perlengkapan salon bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp6.000.000,00 dan utang usaha bertambah sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp6.000.000,00.
Transaksi 5
Pada tanggal 7 Desember 2007,
diperoleh pendapatan jasa merias pengantin sebesar Rp8.000.000,00.
Analisis:
Transaksi penerimaan pendapatan jasa
tersebut menyebabkan kas bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar
Rp8.000.000,00 dan pendapatan salon bertambah sehingga harus dicatat di kredit
sebesar Rp8.000.000,00.
Transaksi 6
Pada 9 Desember 2007, dibayar utang usaha kepada kreditor sebesar Rp2.500.000,00.
Analisis:
Transaksi pembayaran utang usaha tersebut menyebabkan utang usaha berkurang sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp2.500.000,00 dan kas berkurang sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp2.500.000,00.
Transaksi 7
Pada 12 Desember 2007, diterima pendapatan jasa mencuci dan memotong rambut pelanggan sebesar Rp500.000,00.
Analisis:
Transaksi penerimaan jasa tersebut menyebabkan kas bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp500.000,00 dan pendapatan salon bertambah sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp500.000,00.
Transaksi 8
Pada 15 Desember 2007, diterima
pinjaman dari bank sebesar Rp10.000.000.00.
Analisis:
Transaksi peminjaman uang ke bank tersebut menyebabkan kas bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp10.000.000,00 dan utang usaha bertambah sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp10.000.000,00.
Transaksi 9
Pada 19 Desember 2007, dibayar
tagihan rekening listrik dan telepon masing-masing Rp250.000,00 dan
Rp150.000,00.
Analisis:
Transaksi pembayaran tagihan listrik dan telepon tersebut menyebabkan beban listrik dan beban telepon bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp250.000,00 dan Rp150.000,00. Adapun kas berkurang sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp400.000,00.
Transaksi 10
Pada 20 Desember 2007, dibayar beban
iklan di surat kabar untuk 10 kali penayangan sebesar Rp1.500.000,00.
Analisis:
Transaksi pembayaran beban iklan tersebut menyebabkan beban iklan bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp1.500.000,00 dan kas berkurang sehingga dicatat di kredit sebesar Rp1.500.000,00.
Transaksi 11
Pada 25 Desember 2007, diselesaikan
jasa merias gedung rapat sebesar Rp2.000.000,00. Jasa tersebut akan dibayar
pada 30 Januari 2008.
Analisis:
Transaksi penyelesaian jasa tersebut menyebabkan piutang usaha bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp2.000.000,00 dan pendapatan salon bertambah sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp2.000.000,00.
Transaksi 12
Pada 28 Desember 2007, dibayar gaji
sebesar Rp3.000.000,00.
Transaksi pembayaran gaji tersebut menyebabkan beban gaji bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp3.000.000,00 dan kas berkurang sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp3.000.000,000.
Transaksi 13
Pada 29 Desember 2007, Nona Amalia
mengambil uang kas sebesar Rp1.000.000,00 untuk keperluan pribadi.
Analisis:
Transaksi pengambilan uang perkiraan prive (pengambilan pribadi) Nona Amalia bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar Rp1.000.000,00 dan kas berkurang sehingga harus dicatat di kredit sebesar Rp1.000.000,00.
Transaksi 14
Pada 30 Desember 2007, diterima
piutang usaha atas transaksi 25 Januari sebesar Rp2.000.000,00.
Analisis:
Transaksi penerimaan piutang usaha
tersebut menyebabkan kas bertambah sehingga harus dicatat di debet sebesar
Rp2.000.000,00 dan piutang usaha berkurang sehingga harus dicatat di kredit
sebesar Rp2.000.000,00.
Comments
Post a Comment