Perencanaan Agregat, Mrp dan Jit

Perencanaan Agregat, Mrp dan Jit
PERENCANAAN AGREGAT

  • Perencanaan agregat : Perencanaan kapasitas berjangka menengah, biasanya mencakup waktu dua hingga dua belas bulan.
  • Tujuan dari perencanaan agregat adalah untuk membuat sebuah rencana produksi yang akan secara efektif menggunakan sumber daya organisasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan.
  • Jadwal Master : Menunjukkan kuantitas dan waktu dari barang akhir spesifik  untuk cakrawala terjadwal.
  • Jadwal ini menentukan kuantitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari semua sumber dan yang mengatur keputusan serta aktivitas kunci di seluruh organisasi.
  • Jadwal master juga mendorong sistem perencanaan kebutuhan material (MRP).
  • Masukan untuk perencanaan agregat : Sumber daya (angkatan kerja/tingkat produksi, fasilitas dan perlengkapan, ramalan permintaan, kebijakan dalam perubahan angkatan kerja, penggunaan subkontraktor, lembur, tingkat persediaan/perubahan persediaan, pesanan tertunda); Biaya (biaya penyimpanan persediaan, pesanan tertunda, perekrutan/pemecatan, lembur, perubahan persediaan dan penggunaan subkontrak).
  • Hasil untuk perencanaan agregat : Total biaya dari seluruh rencana, tingkat yang diproyeksikan dari (persediaan, output, pekerjaan, penggunaan subkontrak dan pemesanan tertunda).

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

  • Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) : Sebuah sistem informasi berbasis komputer yang menerjemahkan kebutuhan produk jadi dari jadwal master ke dalam kebutuhan berfase waktu untuk subrakitan, bagian komponen, dan bahan baku.
  • Masukan MRP : Jadwal Master (Barang jadi mana yang harus diproduksi, kapan barang tersebut dibutuhkan, dan dalam jumlah berapa); Nota Material/Bill of Materials (mengandung daftar semua rakitan, subrakitan, bagian, dan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk jadi. Sehingga setiap produk jadi mempunyai nota materialnya sendiri); Catatan Persediaan/Inventory Records (merujuk pada informasi yang disimpan pada status setiap barang berdasarkan periode waktu). Catatan ini meliputi kebutuhan kotor, penerimaan terjadwal, dan jumlah di tangan yang diperkirakan, perincian untuk setiap barang, seperti pemasok, waktu tunggu dan kebijakan ukuran lot.

MRP II DAN ERP

  • MRP digunakan oleh sebagian besar sistem MRP II dan ERP.
  • MRP II : Menambahkan aplikasi peranti lunak yang didesain untuk mengelola keseluruhan proses manufaktur yang lebih baik dengan melibatkan keuangan dan pemasaran, serta meliputi perencanaan kapasitas.
  • Enterprise Resource Planning (ERP) : Integrasi antara keuangan, manufaktur, dan sumber daya manusia pada sebuah sistem komputer tunggal.

 JUST IN TIME (JIT) DAN OPERASI RAMPING

  • Just In Time : Sebuah sistem pemrosesan yang sangat terkoordinasi di mana barang bergerak melalui sistem, dan jasa dilakukan, tepat pada saat dibutuhkan.
  • Operasi Ramping (Lean Operations) : Sebuah sistem yang sangat terkoordinasi yang menggunakan sumber daya minimal dan menghasilkan barang atau jasa bermutu tinggi.
  • Sistem JIT membutuhkan sangat sedikit persediaan karena operasi yang berurutan di koordinasi secara ketat.
  • Sasaran akhir sistem JIT adalah untuk mencapai aliran produksi yang lancar dan seimbang.
  • Sasaran pendukungnya meliputi penghilangan gangguan terhadap sistem, membuat sistem fleksibel, dan menghilangkan pemborosan.
  • Manfaat penting dari JIT/operasi ramping adalah berkurangnya tingkat persediaan, mutu tinggi, fleksibilitas, berkurangnya waktu tunggu, meningkatnya produktivitas dan penggunaan perlengkapan, berkurangnya jumlah sisa dan pengerjaan ulang, dan berkurangnya kebutuhan ruang.
  • Dalam filosofi JIT, terdapat enam (6) jenis pemborosan, yaitu : pemborosan dari kelebihan produksi, pemborosan dari waktu tunggu, pemborosan transportasi, pemborosan pemrosesan, pemborosan persediaan dan pemborosan gerakan.
  • Elemen-elemen dari JIT meliputi hal-hal sebagai berikut:
    • Aliran kerja yang lancar (sasaran akhir).
    • Penghilangan pemborosan (Muda).
    • Perbaikan secara kontinu (Kaizen).
    • Penghilangan segala sesuatu yang tidak menambah nilai.
    • Sistem sederhana yang mudah untuk dikelola.
    • Penggunaan tata letak produk yang meminimalkan waktu yang digunakan untuk memindahkan material dan bagian.
    • Mutu pada sumbernya : setiap pekerja bertanggungjawab untuk mutu dari hasilnya sendiri (Jidoka).
    • Alat-alat dan metode antigagal untuk mencegah kesalahan (Poka-Yoke).
    • Pemeliharaan preventif untuk mengurangi risiko kerusakan perlengkapan.
    • Pemeliharaan rumah tangga yang baik : tempat kerja yang teratur dan bersih.
    • Pengurangan waktu persiapan.
    • Pekerja yang dilatih silang.
    • Sistem tarik : menggantikan material atau bagian berdasarkan pada permintaan; memproduksi hanya apa yang dibutuhkan.
    • Sistem manual yang memberi sinyal kebutuhan akan bagian atau material (Kanban).
    • Perataan beban kerja (Heijunka).

Comments

Popular posts from this blog

Dampak Pergaulan Terhadap Prestasi Siswa

Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Jagung

Siklus Ekonomi