Inflasi dan Pengangguran

INFLASI

Definisi dan Pengertian

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang umum dan berifat terus-menerus

  • Kenaikan harga → jika harga suatu komoditas lebih tinggi dari harga periode sebelumnya dan perbandingan harga berdasarkan patokan musim. Contoh : harga beras pada musim paceklik lebih mahal daripada di musim panen
  • Bersifat umum → jika kenaikan harga suatu komoditas mempengaruhi harga komoditas lain. Contoh : kenaikan harga BBM
  • Berlangsung terus-menerus → jika kenaikan harga terjadi dalam waktu minimal bulanan atau bukan terjadi sesaat (Natal, Idul Fitri, Tahun Baru).

Sumber Inflasi

  • Inflasi karena tarikan permintaan
    • Meningkatnya likuiditas di pasar yang memicu meningkatnya permintaan atau konsumsi → harga produksi dan harga barang naik
  • Inflasi desakan biaya
    • Terjadi karena kelangkaan produksi karena ketidaklancaran aliran distribusi barang, ketidaklancaran distribusi disebabkan karena pola atau skala distribusi yang baru, bencana alam, penimbunan, kelangkaan bahan baku → memicu kenaikan harga.
  •  Inflasi diimpor
    • Inflasi yang bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor, apabila barang yang diimpor mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan.

Teori Inflasi

  • Inflasi Inersia à kecenderungan bahwa setiap tahun (setiap periode) orang percaya akan terjadi inflasi à disebut juga inflasi harapan (expected inflation).
  • Inflasi menurut teori kuantitas à dua penyebab:
    • jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat;
    • harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa datang memperparah terjadinya inflasi.
  • Inflasi akibat perang dan ketidakstabilan politik.
  • Inflasi menurut teori Keynes à Inflasi terjadi karena beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup diluar batas kemampuannya”.

Jenis Inflasi

  • Menurut besarnya:
    • Inflasi ringan ( dibawah 10%)
    • Inflasi sedang ( antara 10% s/p 30%)
    • Inflasi berat ( 30% s/p 100%)
    • Hiperinflasi ( di atas 100%)
  • Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan:
    • Low inflation (single digit inflation)àdi bawah 10%
    • Galloping inflation (double digit bahkan triple digit inflation) à 20% -- 200%
    • Hiperinflation à di atas 200%

Inflasi Indonesia dan Beberapa Negara

Negara

Tahun

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Indonesia

Malaysia

Thailand

Filipina

Korea selatan

Hongkong

Taiwan

Singapura

9,35

1,5

1,5

4,3

2,2

-3,7

1,3

1,4

12,55

1,2

0,8

3,9

3,2

-1,2

-1,7

0,6

10,00

1,7

1,6

2,6

3,2

-1,5

0,8

0,4

5,1

1,2

1,8

3,1

3,4

-1,9

-0,1

0,7

6,4

2,1

2,9

7,9

3,0

0,2

1,6

1,5

8,8

2,6

3,2

8,5

3,1

0,8

2,3

0,4


Dampak Inflasi

  • Dampak Positif
    •  Peredaran / perputaran barang lebih cepat
    • Produksi barang-barang bertambah karena keuntungan pengusaha bertambah
    • Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi
    • Pendapatan nominal bertambah
    • Harga barang ekspor meningkat
  • Dampak Negatif
    • Harga barang dan jasa naik
    • Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan berkurang
    • Menurunnya tingkat kemakmuran masyarakat
    • Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang semakin memburuk
    • Pengurangan investasi produktif memperlambat pertumbuhan ekonomi

Pihak yang diuntungkan

  • Para pengusaha, yg pada saat sebelum terjadi inflasi memiliki persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
  • Para pedagang, dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang dengan menaikkan harga barang untuk mendapatkan laba.
  • Para spekulen, yaitu orang atau badan yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadi inflasi dan menjualnya kembali saat terjadi inflasi.
  • Para peminjam, karena pinjaman telah diambil ebelum harga barang naik, sehingga nilainya lebih tinggi daripada sesudah inflasi. Contoh : kredit KPR sebelum inflasi mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR naik sedangkan jumlah angsuran tetap tidak ikut naik.

Pihak yang dirugikan

  • Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang dperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi
  • Mereka yang berpenghasilan tetap, naiknya harga barang  dan jasa mengakibatkan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan rill berkurang.
  • Para pemborong atau kontaktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran yang diakibatkan oleh inflai sehingga berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
  • Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil akibat inflasi. Contoh sebelum inflasi, pinjama RP.500.000 = 25 gr emas, esudah inflasi = 20 gr emas.
  • Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi, nilai uang yg ditabung menjadi lebih rendah/turun

Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Inflasi

  • Untuk mewujudkan inflasi nol persen atau “zero inflation” secara terus menerus dalam perekonomian yang berkembang sukar untuk dicapai.
  • Dalam jangka panjang perlu dijaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang rendah (2-4% setahun).
  • Kebijakan fiskal dan moneter dijalankan oleh dua pihak yang berbeda.
  • Kebijakan fiskal oleh Kementrian Keuangan dan kebijakan moneter oleh Bank Sentral.
  • Untuk meningkatkan keefektifan kebijakan pemerintah institusi tsb harus menjalankan berikut ini:
    • Untuk mengatasi inflasi : Tindakan yang dijalankan Bank Sentral adalah mengurangi penawaran uang dan menaikkan tingkat suku bunga. Kementrian keuangan mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak individu dan perusahaan.

PENGANGGURAN

Definisi dan Pengertian

  • Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan  ekonomi suatu negara à tingkat pengangguran
  • Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi dengan mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.
  • Pengangguran: adalah mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya.  

Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

  • Pengangguran normal atau friksional

Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi dipandang sbg kesempatan kerja penuh. Pengangguran inilah yang dinamakan pengangguran normal (pengangguran friksional)

  • Pengangguran siklikal

Penambahan pengangguran akibat dari terjadi kemerosotan permintaan agregat  dimana perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.

  • Pengangguran struktural

Terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.

  • Pengangguran teknologi

Pengangguran yang ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga kerja manusia seperti mesin dan bahan kimia sebagai akibat dari adanya kemajuan teknologi.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

  • Pengangguran terbuka

Pengangguran yang tercipta akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja

  • Pengangguran tersembunyi

Pengangguran ini terjadi di sektor pertanian atau jasa dimana  jumlah tenaga kerja sangat berlebihan akibat dari kelebihan tenaga kerja tsb sebagian tenaga kerja di kegiatan tersebut dipindahkan  ke kegiatan ekonomi yang lain tanpa mengurangi tingkat produksi di kegiatan yang  pertama.

  • Pengangguran bermusim

Pengangguran yang terjadi pada waktu” tertentu di dalam satu tahun, biasanya terdapat pada sektor pertanian dan perikanan.

  • Setengah menganggur

Tenaga kerja yang bekerja dalam jumlah jam kerja yang terbatas tetapi tidak sepenuhnya bekerja dan juga bukan penganggur., karena itu digolongkan sebagai setengah menganggur (underemployment

Akibat Buruk Pengangguran

  • Akibat buruk atas kegiatan perekonomian
    • Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat kemakmuran
    • Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang
    • Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan  ekonomi
  • Akibat buruk atas individu dan masyarakat
    • Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan
    • Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan
    • Pengangguran menimbulkan  ketidakstabilan sosial dan politik

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:

  • Tujuan bersifat ekonomi
    • Menyediakan lowongan pekerjaan
    • Meningkatkan taraf  kemakmuran masyarakat
    • Memperbaiki pembagian pendapatan
  • Tujuan bersifat sosial dan politik
    • Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga
    • Menghindari masalah kejahatan
    • Mewujudkan kestabilan politik

Inflasi, Pengangguran dan kurva Philips

  • Trade off antara inflasi dengan pengangguran ini disebut dengan kurva Philips.
  • Kurva philips merupakan refleksi dari kurva penawaran agregat jangka pendek: ketika para pembuat kebijakan menggerakkan perekonomian sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek, pengangguran dan inflasi bergerak ke arah berlawanan.
  • Kurva Philips (Philips Curve) dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi tergantung pada tiga kekuatan:
    • Inflasi yang diharapkan
    • Deviasi pengangguran dari tingkat alamiah (pengangguran siklis)
    • Guncangan penawaran

Bentuk Kurva Philips

  • Sifat umum kurva Philips: “pada mulanya penurunannya sangat curam, tetapi semakin lama semakin bertambah landai
  • Kurva tersebut menggambarkan sifat berikut:
    • Apabila tingkat pengangguran sangat rendah, tingkat upah semakin cepat kenaikannya.
    • Apabila tingkat pengangguran relatif tinggi, kenaikan upah yang relatif  lambat berlakunya.

Comments

Popular posts from this blog

Dampak Pergaulan Terhadap Prestasi Siswa

Siklus Ekonomi

Teori Konsumsi dan Investasi